Korban Ombak Pantai Parangtritis

Diposting oleh Unknown on Rabu, 26 Desember 2012



Ombak Pantai Parangtritis Menelan Korban Lagi




Sebanyak tujuh orang wisatawan terseret ombak di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Enam orang berhasil diselamatkan, namun satu korban lain masih dalam pencarian Tim SAR gabungan.

Koordinator Pos SAR Yogyakarta Asbani menyebut, enam orang yang selamat yakni Sunardi (32), Fajar faritama (17), Irsa Aditya (13), Medik Bagas Wijanarko (14), Didit Prayoga (15), Waras Supriyadi (14).

Sedangkan satu orang yang masih dalam pencarian yakni bernama Pri Handoyo (13). Semuanya merupakan warga Tawangmangu, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Karanganyar.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lokasi, kejadian terjadi pagi tadi, Rabu (26/12/2012), sekira pukul 05.20 WIB. Saat itu rombongan wisatawan tersebut sedang mandi di Pantai Parangtritis.

Diduga mereka tenggelam setelah terseret ombak yang saat itu sedang tinggi. Hingga berita ini diturunkan, Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas pos SAR Yogyakarta, Polres Bantul, Dit Polda DIY, BPBD Bantul, Linmas Parangtritis, dan nelayan setempat melakukan pencarian.

Pencarian dilakukan dengan menyisir jalur darat dari sekitar tempat kejadian ke arah timur sekira satu km dan ke barat satu km. Pencarian juga mengerahkan perahu capung milik nelayan. Kondisi cuaca pagi ini cerah, ombak di pantai pun sedang landai, sehingga proses pencarian berjalan tanpa kendala.
Ref:  Sindonews
More aboutKorban Ombak Pantai Parangtritis

Indonesia berpotensi bencana

Diposting oleh Unknown

iklim di Indonesia berpotensi bencana

Krisis iklim di Indonesia berpotensi bencana

  


Di semua negara termasuk Indonesia terus mengalami perubahan iklim. Sayangnya, masyarakat Indonesia sebagian besar belum menyadari soal perubahan iklim itu, padahal krisis iklim berpotensi bencana.

Staf Ahli Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Yeti Rusli mengatakan, kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim memang masih rendah.

"Kesadaran manusia yang tumbuh dan berkembang secara kolektif, kita mengakui bahwa ada permasalahan utama yakni perubahan iklim yang disebabkan gas rumah kaca terutama CO2, kenapa ini terjadi karena kelengahan penduduk bumi dalam kehidupan," jelas Yeti dalam Seminar Nasional bertema Merajut Peradaban Melayu Masa Depan dan Perspektif Baru di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2012).

Perubahan iklim, lanjut Yeti, tidak hanya diatasi dengan berbagai program seperti ekonomi baru, dan green economy yang selama ini menjadi andalan untuk mengatasi perubahan iklim.

Dia pun menyarankan agar pemerintah Indonesia dapat mengikuti kebijakan pemerintah Qatar mengenai cara mengatasi perubahan iklim dengan menggunakan teknik tradisional yang dikenal dengan program "Hikmah", karena proram itu dinilainya cocok terlebih tanah air Indonesia beriklim iklim tropis.


"Local wisdom di Qatar menawarkan solusi perubahan iklim dengan tehnik tradisional dengan nama hikmah. Posisi Indonesia harus bisa menempatkan diri untuk masyarakat, terlebih Indonesia sebagai wilayah tropis dengan perubahan global dan iklim," pungkas dia.
Ref: Sindonews.com

More aboutIndonesia berpotensi bencana

Kerajaan Bertahan di Indonesia

Diposting oleh Unknown



Ratusan Kerajaan masih Bertahan di Indonesia


Praktisi Hukum Suhardi menyatakan, di balik pemerintahan demokrasi Indonesia saat ini ternyata masih ada 186 kerajaan yang masih eksis di tanah air.

Menurutnya, hasil itu ditemukan dari hasil riset dirinya bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang dilakukannya beberapa waktu lalu.

"Negara kita ada yang salah, karena ruh kerajaan masih ada di Indonesia. Dari hasil penelitian dengan Kemendagri ada 186 kerajaan masih eksis di Indonesia," jelas Suhardi dalam Seminar Nasional bertema Merajut Peradaban Melayu Masa Depan dan Perspektif Baru di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2012).  

Dengan jumlah sebanyak itu, dia menyarankan agar pemerintah semestinya mampu membentuk satu undang-undang yang mengatur mengenai keberadaan kerajaan tersebut dengan tujuan untuk seni, budaya dan pariwisata.

"Seharusnya dari jumlah 186 kerajaan ini harus diatur dalam konstitusi kita bahwa itu aset negara, dalam rangka pendekatan seni, budaya dan pariwisata," tukasnya.

Undang-undang itu menurut dia, bukan mengatur mengenai sistem pemerintahan dari kerajaan tersebut, melainkan untuk menurunkan anggaran bagi kerajaan tersebut agar tetap bisa eksis di tanah air.

"Bukan dengan membangun pemerintahan mereka konstitusi tetapi arena aset itu harus diatur APBN dalam rangka pendekatan seni, budaya dan pariwisata kita itu," katanya lagi.

Terakhir dia menjelaskan, memang ada beberapa kerajaan yang kekurangan anggaran untuk merawat dan menjaga kelestarian kerajaan itu.

"Tadi saya ditelpon ada satu kerajaan saja yang sulit untuk membeli cat bahwa berapa mahal catnya ini harusnya diatur dalam konstitusi mengenai APBN bukan membangun pemerintahan mereka," cetusnya.
Ref: Sindonews.com
More aboutKerajaan Bertahan di Indonesia

Indonesia

Diposting oleh Unknown



Indonesia bukan Negara Penghancur Hutan




Staff Ahli Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Yeti Rusli menolak jika Indonesia disebut sebagai negara terbesar nomor tiga dalam melakukan penebangan hutan.

Menurut dia, seseorang yang akan mengungkapkan mengenai kerusakan hutan di Indonesia harus bisa memahami karakter dan kondisi hutan di tanah air secara benar.

"Ada yang menyebut kita ini negara nomor tiga dalam penebangan hutan, dan Indonesia apa itu benar, apa dia paham hutan dan Indonesia. Sekarang ada yang bilang Indonesia jangan tebang pohon, tentunya tidak demikian," jelas Yeti dalam Seminar Nasional bertema Merajut Peradaban Melayu Masa Depan dan Perspektif Baru, di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2012).  

Dia menjelaskan,sepatutnya seseorang yang akan mengomentari hutan di Indonesia untuk bisa mempelajari karakteristik kehidupan masyarakat di tanah air yang memang dalam kehidupannya masih mengandalkan pohon dan sumber daya yang ada di hutan.
 
"Masyarakat kita ini masih banyak yang tinggal di hutan, dan tidak bisa mereka tidak menebang hutan. Yang terpenting itu kita menebang bukan merusak hutan, tidak mungkin kita tidak menebang," tukasnya.

Lebih lanjut dia menegaskan, selama ini Kemenhut juga selalu menjalankan program pengembalian fungsi hutan, salah satunya dengan melakukan penanaman pohon yang dilakukan dalam berbagai program.

"Padahal selama ini kita menanam dengan cepat mengembalikan hutan yang ada. Jadi tidak bisa tidak menebang yang tidak boleh adalah merusak," katanya lagi.

Oleh karenanya, dia menyayangkan jika ada yang mengatakan selama ini Indonesia terus melakukan penebangan hutan yang berimbas pada kerusakan lingkungan.

"Tidak begitu, kita selalu mengembalikan fungsi. Di dalam hutan ada saudara kita yang memang hidupnya menggunakan apa yang ada di sana, tidak bisa kita larang. Karena hutan obat bukan hanya untuk kita, tapi untuk mereka semua," pungkasnya.
Ref: Sindonews.com
More aboutIndonesia

Pemandu Sukhoi

Diposting oleh Unknown



Riwayat Pemandu Sukhoi



Tujuh bulan sudah pria itu istirahat. Selama itu pula ia tidak lagi menjalankan tugas-tugasnya sebagai pegawai navigasi lalu lintas udara (ATC). Ia trauma dan dibawa ke psikiater.

Pria itu, yang namanya hingga kini dirahasiakan, adalah petugas ATC saat tragedi Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak, Bogor, pada 9 Mei 2012. Pria ini termasuk orang yang dipojokkan ikut andil dalam kecelakaan yang menewaskan 45 orang itu.

“Bagaimana pun dia manusia. Stres pasti. Sampai akhirnya KNKT mengumumkan bahwa bukan dia yang salah baru kita kembalikan lagi pada tugasnya,” kata Plt General Manager ATS, Budi Hendro Setiyono kepada majalah detik.

Sebelum bekerja lagi, petugas ATC itu harus menjalani ujian. Bila tiga orang yang melakukan cek kontrol atas kinerjanya menyatakan ia lulus, baru petugas ATC itu bisa kembali bertugas.
Ref: detikNews
More aboutPemandu Sukhoi